A. Pengertian Kebudayaan dan Kebudayaan Islam
Kebudayaan Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
Sedangkan kebudayaan Islam adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia (segala tindakan dan sikap seseorang) untuk
merealisasikan pokok ajaran Islam dalam kehidupan, yang diperoleh dan dikerjakan
dengan menggunakan hasil pendapat budi pekerti yang didasari oleh Alquran dan
hadits dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan.
B.
Proses
Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Islam di Indonesia.
Proses
masuknya Islam di Indonesia beberapa sejarawan menyebutkan pada abad ke-7
sebagian lainnya menyebut pada abad ke-13. Sumber sejarah yang menginformasikan
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 berasal dari berita China dinasti Tang.
Catatan ini menerangkan bahwa pada tahun 674 M, di pantai barat Sumatera telah
terdapat perkampungan orang-orang Arab yang beragama Islam, sumber sejarah yang
menyatakan Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
Pada sekitar abad ke-16 hampir
sebagian besar masyarakat Indonesia telah memeluk agama Islam. Mereka
melaksankan ajaran Islam secara menyeluruh. Faktor penyebab mudah berkembangnya
agama Islam di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a) Agama
Islam di sebarkan dengan cara damai.
b) Tidak
adanya sistem kasta dalam Islam.
c) Upacara
dalam Islam sangat Sederhana.
d) Syarat
seseorang masuk Islam sangat mudah.
e) Penyebaran
Islam menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang telah ada.
C.
Peranan
Pedagang dan Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia
Agama
Islam Tumbuh dan berkembang di Indonesia karena peran para pedagang, mubalig,
dan ahli tasawuf. Nilai-nilai ajaran Islam itu di sampaikan melalui saluran
perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, dan kesenian. Para ulama
Indonesia tidak kalah pula perananya dalam syiar Islam. Di Jawa, ulama yang di
tokohkan masyarakat mendapat sebutan Walisanga.
a) Peranan
Pedagang dalam Penyebaran Agama Islam.
Awal
penyebaran agama Islam di Indonesia tidak lepas dari peran para pedagang. Para
pedagang yang berdatangan ke Indonesia berperan sebagai pedagang dan ulama
(orang yang memahami ajaran Islam). Oleh karena itu, selain menjalankan profesi
berdagang, mereka juga menyebarkan Islam.
b) Peranan
Walisanga dan Ulama Lain dalam Penyebaran Agama Islam.
Banyak
sekali ulama yang berperan menyebarkan Islam di Indonesia. Penyebaran Islam di
pulau Jawa di lakukan oleh sebuah dewan dakwah wali yang terkenal dengan
sebutan Walisanga. Para wali kebanyakan bertugas sebagai penasehat atau
pembantu sultan, terutama pada saat kejayaan Kesultanan Demak. Hal inilah yang
menyebabkan Para wali mendapatkan gelar Sunan(yang
di jungjung tinggi).
Sejarah
mengenai para wali sebagian besar masih diliputi kegelapan. Hanya beberapa nama
di antara wali-wali yang di ketahui sejarahnya, yaitu: Maulana Malik Ibrahim,
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria,
Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati.
D.
Kesultanan-Kesultanan
Islam di Indonesia
Perkembangan
agama Islam di Indonesia semakin pesat setelah munculnya kesultanan-kesultanan
Islam Indonesia. Hal ini di karenakan sifat masyarakat di Indonesia yang
menganggap seorang pemimpin adalah teladan bagi rakyatnya. Oleh karean itu,
ketika pembesar-pembesar kerajaan memeluk agama Islam, anggota masyarakat yang
lain segera mengikutinya. Adapun kesultanan-kesultanan Islam di Indonesia,
yaitu:
a.
Kesultanan Samudra Pasai,
kesultanan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia
yang berdiri pada abad ke-13 letaknya berada di aceh bagian utara. Samudera
pasai adalah kesultanan yang berasal dari penyatuan dua kerajan, yaitu samudera
dan pasai. Kesultanan Samudera pasai berperan besar dalam penyebaran dan
mengembangan Islam ke Minang Kabau, Jambi, Malaka, Jawa, dan Daerah di
Semenanjung Malaka.
b.
Kesultanan Aceh Darusalam,
kesultanan Aceh Darusalam didirikan, oleh sultan Ali Mughayat Syah pada
awal abad ke-16.Puncak kejayaan Aceh di capai pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda yang memerintah pada tahun 1607-1636, kebudayaan Aceh juga
berkembang dengan baik, misalnya dalam bidang sastra, yang di tandai dengan
munculnya sastrawan-sastrawan besar seperti Hamzah Fansuri dan Naruddin ar
Raniri.
Seiring perkembangan dan kejayaannya Aceh juga berupaya mengembangkan
dan menyebarkan islam keberbagai daerah yang dikuasainya. Kehidupan masyarakat
dan penguasa Aceh diwarnai dengan nilai-nilai islam sehingga Aceh mendapat
sebutan sebagai serambi Mekkah.
c.
Kesultanan Demak,
kesultanan demak didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad ke-15. Demak
merupakan kesultanan islam yang pertama di Jawa. Sebelum menjadi kesultanan,
Demak adalah wilayah yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Sulatan pertama Demak adalah Raden Patah yang bergelar sultan Alam Akbar
Al-Fatah. Di bawah kepemimpinan Raden Patah yang mendapat dukungan dari para
Wali, Demak berkembang menjadi kerajaan Islam yang besar di Jawa. Demak
berperan sebagai pusat penyebaran agama islam dan pusat perdagangan yang
ramai.
d.
Kesultanan Pajang,
kesultanan Pajang adalah kelanjutan dari kesultanan Demak. Kesultanan
ini dibangun oleh pangeran Hadiwijaya. Setelah ia memindahkan pusat kesultanan
dari Demak ke Pajang, sedangkan Demak dijadikan sebagai daerah Kadipaten.
Wilayah kesultanan Pajang tidak seluas dengan ksultanan Demak karena wilayah
Banten dan Cirebon melepaskan diri ketika terjadi kekacauan kerebutan tahta di
Demak.
e.
Kesultanan Mataram,
pendiri kesultanan Mataram adalah Sutawijaya. Setelah naik tahta
gelarnya adalah Penembahan Senapati ing Alaga Sayidin Panatagama. Ia memerintah
pada tahun 1586 hingga 1601. Pusat kesultanan Mataram adalah di kota gede
Yogyakarta. Perkembangan penting di bidang kebuyaan pada masa Mataram antara
lain adalah berkembangnya kesusastraan Jawa, munculnya perhitungan tahun Jawa,
dan munculnya kebudayaan Kejawen. Beberapa karya sastra yang ditulis pada masa
Mataram adalah Niti Sruti, Niti sastra dan Asta Brata isinya mengenai ajaran
budi pekerti yang baik. Selain itu, sultan Agung sendiri menulis kitab yang
berjudul Sastra Gending. Isinya menguraikan tentang filsafat kehidupan dan
kenegaraan.
f.
Kesultanan Cirebon,
kesultanan Cirebon merupakan kesultanan pertama di Jawa Barat. Sumber sejarah
yang mengungkapkan mengenai Cirebon misalnya catatan perjalana Tome Pires dari
protugis yang mengunjungi Cirebon pada 1513, yang berjudul Suma Oriental.
Sumber lainnya antara lain Babad Cirebon dan Purwaka Caruban Nagari. Pada masa
ini islam dapat berkembang dengan pesat dari berbagai daerah Jawa Barat.
Sedangkan
berdasarkan Babad Cirebon, pendiri Cirebon adalah Pangeran Walangsungsang.
Namun, tokoh yang berhasil mengubahnya menjadi kesultanan adalah Syarif
Hidayatullah, yang identik dengan sunan Gunung jati. Ia kemudian menjadi sultan
di Cirebon dan mengembangkan islam d Jawa Barat.
g.
Kesultanan Banten,
Perintis berdirinya kesultanan Banten adalah Fatahillah. Ia adalah
panglima perang kesultanann Demak yang diperintah oleh sultan Trenggana untuk
menyerang Banten, yang merupakan bagian wilayah Pajajaran. Ia berhasil
menaklukkannya sehingga Banten menjadi bagian dari kekuasaan kesultanan Demak.
h.
Kesultanan Gowa-Tallo (Makasar), dan
kesultan Gowa-Tallo yang lebih dikenal dengan kesultanan Makassar,
karena letaknya di Makassar, berdiri sekitar pertengahan abad ke-15. Kesultanan
ini merupakan gabungan dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan
Tallo.
Pusat kesultanan Makassar adalah di Sombaopu, yang merupakan kota
pelabuhan transito yang ramai di Sulawesi. Para pedagang muslim telah datang ke
Makassar sejak abad ke-16. Pada awal abad ke-17 penguasa Makassar memeluk
islam.
Kesultanan Makassar mencapai kejayaan pada masa pemerintahan sultan
Hasanuddin. Wilayahnya hingga ke Solor di kepulauan. Nusa Tenggara. Hal ini
berpengaruh bagi perkembangan islam, karena kesultanan Makassar menyebarkan
islam ke berbagai wilayahnya. Untuk mengatur pelayaran dan perdagangan di
wilayahnya, kesultanan Makassar mengeluarkan pengaturan perdagangan yang
disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue.
i.
Kesultanan Ternate dan Kesultanan
Tidore.
Kesultanan ternate berdiri pada abad ke-13. Pusat pemetintahannya adalah
di Sampalu yang terletak di kepulauan Maluku bagian Utara. Islam menyebar ke
Ternate sekitar abad ke-14. Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahan sultan Baabullah. Wilayah kekuasaannya hingga ke daerah
Filiphina bagian selatan sehingga penyebaran islam meluas hingga ke daerah
tersebut. Bahkan sampai sekarang, penduduk Filiphina selatan banyak dan
terkenal sebagai penganut islam.
Pusat kesultanan Tidore adalah kepulauan Maluku. Raja Tidore yang petama
masuk islam adalah Ciriliyah. Setelah menganut islam, namanya berubah menjadi
sultan Jamaluddin. Kesultanan Ternate dan Tidore berperan besar dalam
penyebaran dan pengembangan islam ke wilayah Indonesia di bagaian Timur.
E.
Peninggalan-Peninggalan
Sejarah yang Bercorak Islam
Peninggalan bercorak islam di Indonesia bentuknya
beraneka ragam. Sebagian besar peninggalan yang ada merupakan perpaduan budaya
islam dengan kebudayaan lokal. Para ahli menilai banyaknya perpaduan kebudayaan
itu menunjukkan bahwa penyebaran islam di Indonesia adalah dengan cara damai,
tidak dengan menghapuskan kebudayaan yang telah ada. Hal itu harus dihargai
karena peninggalan-peninggalan sejarah dimasa sebelumnya masih ada, sehingga
kita dapat menyaksikan khasanah dan kekayaan kebudayaan masyarakat Indonesia.
Di
berbagai negara, para penganut Islam berusaha menampilkan citra dan cita
keesaan Tuhan lewat bermacam budaya. Karya-karya budaya bercorak Islam tampil
dengan ciri khasnya sendiri yang menambah khazanah budaya Indonesia.
Peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia, yaitu:
1.
Peninggalan
dalam Bentuk Bangunan (Arsitektur)
a. Masjid
Masjid-masjid peninggalan masa kesultanan islam di Nusantara misalnya
Masjid Demak dan Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah, masjid Sunan Ampel di Jawa
Timur, masjid Agung Cirebon di Jawa Barat, serta masjid Indrapura dan masjid
Baiturrahman di Aceh.
b.
Keraton
Keraton merupakan tempat menjadi pusat kekuasaan dan kegiatan yang
berkaitan dengan urusan pemerintahan.
Ciri-ciri bangunan keraton masa islam antara lain:
1)
Umumnya
menghadap kearah utara.
2)
Bangunan
utama keraton umumnya dikelilingi pagar tembok, parit, atau sungai kecil
buatan.
3)
Memiliki
pintu gerbang.
4)
Di
depan keraton biasanya terdapat halaman luas yang di sebut alun-alun.
Keraton yang merupakan
peninggalan sejarah masa kesultanan misalnya Keraton Yogyakarta, Keraton
Surakarta di Jawa Tengah, serta Keraton Kesepuhan dan Kanoman di Cirebon, di
Jawa Barat.
c.
Makam
Makam adalah tempat untuk mengubur orang yang sudah meninggal (jenazah).
Peninggalan sejarah bercorak islam yang berupa makam biasanya memiliki nisan
dan jirat atau kijing.
2.
Seni
Sastra,
Ada beberapa karya
sastra yang berkembang pada zaman Islam, antara lain;
·
Suluk
yaitu karya sastra yang
berisi tasawuf.
·
Syair
adalah karya sastra
yang mirip dengan pantun.
·
Hikayat
adalah karya sastra
yang berisi cerita atau dongeng yang sering di kaitkan dengan tokoh sejarah
Islam.
·
Babad
adalah cerita sejarah
tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat yang kadang
tidak masuk akal. contoh: babad tanah jawi, babad demak.
3.
Seni
Rupa
Sebelum Islam datang ke
Indonesia seni rupa asli Indonesia menggambarkan kehidupan sehari-hari seperti
menggambarkan manusia, hewan, dan lainnya. Tetapi setelah Islam berkembang di
Indonesia seni rupa lebih memunculkan pola-pola huruf Arab atau sering di sebut
seni kaligrafi.
4.
Seni
Pertunjukan
Wayang yang berkembang
di tanah jawa baik wayang kulit, wayang golek, maupun wayang orang adalah
perpaduan seni dari India dengan kesenian asli Indonesia. Cerita-cerita yang di
mainkan adalah cerita Ramayana dan Mahabrata. Pada saat penyebaran agama Islam,
Wali Sanga sering kali menggunakan wayang sebagai alat penyebaran agama Islam.
F.
Perkembangan Islam Masa Kini
Dalam perkembangan islam pada masa kini ajaran islam berkembang dengan
dilatar belakangi dengan beberapa faktor diantaranya adalah : ♦
Berkembangnya lembaga- lembaga islam Di dalam lembaga- lembaga islam juga
terdapat lembaga- lembaga non formal diantaranya :
a. Kuttab
sebagai lembaga pendidikan dasar (tempat belajar menulis)
b.
Pendidikan rendah di istana
c. Toko-toko
kitab
d.
Rumah-rumah para ulam’ (ahli ilmu pengetahuan)
e. Majlis
atau salon kesusastraan
f. Badi’ah (
padang pasir, dusun tempat tinggal badwi)
g. Rumah
sakit
h.
Perpustakaan
i. Masjid
Dalam perkembangan islam telah melahirkan pendidikan- pendidikan islam di
dunia. Dalam pendidikan islam terdapat aliran- aliran pemikiran dalam islam
yang terbagi menjadi dua aliran, Aliran Rasional dan Aliran Tradisional :
a. Aliran Rasional adalah aliran yang memepercayai
sunnatullah (natural law), funsi akal yang tinggi, dan kebebasan manusia,
menekankan pada nilai-nilai universal yang ditekankan oleh al-qur’an, ayat yang
kontradiksi dengan akan ditafsirkan dengan takwil. Aliran ini adalah Qodqriyqh,
Mu’tazilah, dan Syi’ah.
b. Aliran tradisional adalah aliran yang tidak terlalu
meyakini sunnatullah sebagai suatu ketentuan, sebab Allah bisa saja melakukan
sesuatu di luar hukum alam (natural law), kedudukan akal tidak terlalu tinggi,
sebab akal manusia selalu menyimpang dan menuruti hawa nafsunya. Pengendali
manusia dalam segala perbuatannya adalah Allah, takwil dilakukan tapi tidak
terlalu jauh dari teks ayat. Aliran ini adalah Asy’ariyyah dan Maturidiyyah.
G.
Puncak
Kemajuan Ilmu dan Kebudayaan Islam
Berkembangnnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan islsm, adalah sebagai akibat
dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran islam dengan unsur- unsur yang
berasal dari luar Henry Margenan dan Dan David Berggamini, dalam The Scientish
sebagaimana diolah oleh Jujun S. Suriasumantri, telah mendaftar sederetan
cabang ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan sebagai hasil perkembangan
pemikiran dan ilmiyah dikalangan kaum muslimin pada masa jayanya, yang kemudian
secara berangsur-angsur berpindah ke dunia barat, sebagai berikut:
1. Dalam
bidang Matematika
2. Dalam
bidang Fisika
3. Dalam
bidang Kimia
4. Dalam
bidang Astronomi
5. Dalam
bidang Geologi
6. Dalam
bidang Biologi
7. Dan Dalam
Bidang Sosial
Dalam masyarakat pada umumnya islam telah mempersembahkan kepada dunia,
suatu tinkat budaya tinggi yang menjadi mencusur budaya umat manusia beberapa
abad sesudahnya. Dalam bentuk sulaman, seni ukiran, nampak dalam bentuk
keindahan ukiran kayu dan marmar yang digunakan dalam berbagai bangunan masjid
dan istana-istana, dalam bentuk permadani serta barang- barang tenunan yang
indah yang terkenal pada masa itu. Seni musik dan seni lukis, apalagi seni
sasteranya, dunia islam dihiasi dengan serba keindahan yang mempesona dunia
pada masanya. Dalam kemajuan islam telah melahirkan pemikiran- pemikiran
intelektual bagaimana islam masih dapat berkembang di dunia modernisasi, karena
makin besarnya pengaruh arus modernisasi tak mungkin islam mengelak dari zaman
modern saat ini, maka dari itu islam memberikan pendidikan tentang Membangun
Manusia Modern yang Qur’aini. Seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf :
bahwa kehadiran islam bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh umat
manusia. Kalau Ahl al- Kitab sudah beriman, mereka akan menjadi muslim, sebab
mereka sudah memiliki persiapan ke arah islam. Sayang sekali tidak demikian,
tetapi itu tidak itu tidak akan merugikan orang yang membawa panji keimanan dan
kebenaran, yang akan selalu mendapat kebenaran. Sebagaimana Al-qur’an telah
memberi bimbingannya, diantaranya :
1. Memiliki
tanggung jawab pribadi dan sikap jujur
2. Menunda
kesenangan sesaat demi kesenangan adadi
3.
Pemanfaatan waktu dan etos kerja
4. Keyakinan
bahwa keadilan dapat diratakan
5.
Penghargaan yang tinggi pada ilmu pengetahuan
Demikianlah dunia islam dimasa jayanya, yang dihiasi dengan berbagai unsur
budaya dan ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dapat diibaratkan sebagai taman
yang indah penuh dengan berbagai macam tanaman dengan buah dan bunga yang
beraneka warna.