Sabtu, 18 Mei 2013

drama at the restaurant



AT THE RESTAURANT
A : Custemer(erna)
B : Custemer (yuli)
C : Waiters (dedi)

Invited to eat at the restaurant
A
         : Hello ..
B
         : Hello ...
A
         : How college today ?
B
         : uh ... really busy, many tasks .. how about you ?
A
         : yes, me too .. eating ?
B
         : where ?
A         : Where is a Restaurant ?
B         : Oh, there are many. Which Restaurant do you prefer ?  Indonesia, japan, or Chinese ?
A         : I prefer Restaurant Indonesia, is it a good Restaurant ?
B         : Yes, it’s a good and neat one.
A         : Where is it ?
B         : That’s the corner. Besaide the Fajar Mall building, you can find it.
A         : All right let’s go there.
B         : Are you hungry ?
A         : Yes, I am and you ?
B         : No, I have just eaten.
A         : Don’t use ceremony I’ll treat you to eat you see ?
B         : Thank you very much.

In the Restaurant
B         : Waiter ! is this table reserved ?
C         : Yes sir, but that one isn’t.
B         : Thank you. Where is the menu please ?
C         : Here you are, sir. What would you like to eat, sir ?
B         : Wait a moment, I don’t know yet.
C         : it’s ok…
B         : What will you have ?
A         : Let me see, the menu please.
B         : Here you are.
A         : I’ll begin with “ soto “ what about you ?
B         : I’ll have “Gule”.
A         : you know “Soto” is my favorite dish.
B         : I prefer “Gule” or “kare” than Soto.
A         : What do you want to drink ?
B         : I’ll have coffee.
A         : How about coffee with milk.
B         : No, coffee with milk dosen’t agree with me. What about you ?
A         : I have lemonade.You know, I haven’t had “Kare” for a long time.
B         : Is that so ?
A         : Yes, so, I’ll have “soto” then Kare.  Waiter ! come here…!!!!
C         : Yes, sir…. What would you like to eat, sir ?
A         : Please bring us one “Soto” and “Gule”.
C         : All right sir. Any thing to drink ?
B         : Bring us one lemonade and a cup of coffee.
C         : Well, one Soto and Gule, and than one lemonade and a cup coffee.. just it..?
B         : Yes…. Just it.
C         : yes sir,Wait a moment..
A         : few minutes later
C
         : (the master orders) .... (enjoy.)
A         : Thank you,.
B         : Is the “Soto” good ?
A         : As very good.
B         : This please is famous for it’s Soto.
A         : how about your Gule ?
B         : As very good..
A         : Do you always eat here ?
B         : No, not always, but about five or six times a month.
A         : Oh, very often…

Some time after the meal was finished ..
A         : waiter..! come here..!
C         : Yes, sir…
A         : Give us the bill please..!
C         : Here sir, seventy five thousand rupiahs.
A         : Here is the money, one hundred thousand rupiahs..
C         : Excuse me, please pay over there.
A         : Yes, I see, but you may keep the chnge.
C         : Much obliged, sir.
A and B : Good bye..!
C         : Good bye..!   


 

Selasa, 14 Mei 2013

kebudayaan islam


A. Pengertian Kebudayaan dan Kebudayaan Islam
Kebudayaan Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Sedangkan kebudayaan Islam adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia (segala tindakan dan sikap seseorang) untuk merealisasikan pokok ajaran Islam dalam kehidupan, yang diperoleh dan dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi pekerti yang didasari oleh Alquran dan hadits dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan.
B.            Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Islam di Indonesia.
Proses masuknya Islam di Indonesia beberapa sejarawan menyebutkan pada abad ke-7 sebagian lainnya menyebut pada abad ke-13. Sumber sejarah yang menginformasikan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 berasal dari berita China dinasti Tang. Catatan ini menerangkan bahwa pada tahun 674 M, di pantai barat Sumatera telah terdapat perkampungan orang-orang Arab yang beragama Islam, sumber sejarah yang menyatakan Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13.[1]
Pada sekitar abad ke-16 hampir sebagian besar masyarakat Indonesia telah memeluk agama Islam. Mereka melaksankan ajaran Islam secara menyeluruh. Faktor penyebab mudah berkembangnya agama Islam di Indonesia, yaitu sebagai berikut[2]:
a)      Agama Islam di sebarkan dengan cara damai.
b)      Tidak adanya sistem kasta dalam Islam.
c)      Upacara dalam Islam sangat Sederhana.
d)     Syarat seseorang masuk Islam sangat mudah.
e)      Penyebaran Islam menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang telah ada.
C.             Peranan Pedagang dan Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia
Agama Islam Tumbuh dan berkembang di Indonesia karena peran para pedagang, mubalig, dan ahli tasawuf. Nilai-nilai ajaran Islam itu di sampaikan melalui saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, dan kesenian. Para ulama Indonesia tidak kalah pula perananya dalam syiar Islam. Di Jawa, ulama yang di tokohkan masyarakat mendapat sebutan Walisanga.
a)      Peranan Pedagang dalam Penyebaran Agama Islam.
Awal penyebaran agama Islam di Indonesia tidak lepas dari peran para pedagang. Para pedagang yang berdatangan ke Indonesia berperan sebagai pedagang dan ulama (orang yang memahami ajaran Islam). Oleh karena itu, selain menjalankan profesi berdagang, mereka juga menyebarkan Islam.
b)      Peranan Walisanga dan Ulama Lain dalam Penyebaran Agama Islam.
Banyak sekali ulama yang berperan menyebarkan Islam di Indonesia. Penyebaran Islam di pulau Jawa di lakukan oleh sebuah dewan dakwah wali yang terkenal dengan sebutan Walisanga. Para wali kebanyakan bertugas sebagai penasehat atau pembantu sultan, terutama pada saat kejayaan Kesultanan Demak. Hal inilah yang menyebabkan Para wali mendapatkan gelar Sunan(yang di jungjung tinggi).
Sejarah mengenai para wali sebagian besar masih diliputi kegelapan. Hanya beberapa nama di antara wali-wali yang di ketahui sejarahnya, yaitu: Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati.
D.             Kesultanan-Kesultanan Islam di Indonesia
Perkembangan agama Islam di Indonesia semakin pesat setelah munculnya kesultanan-kesultanan Islam Indonesia. Hal ini di karenakan sifat masyarakat di Indonesia yang menganggap seorang pemimpin adalah teladan bagi rakyatnya. Oleh karean itu, ketika pembesar-pembesar kerajaan memeluk agama Islam, anggota masyarakat yang lain segera mengikutinya. Adapun kesultanan-kesultanan Islam di Indonesia, yaitu:[3]
a. Kesultanan Samudra Pasai,
kesultanan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri pada abad ke-13 letaknya berada di aceh bagian utara. Samudera pasai adalah kesultanan yang berasal dari penyatuan dua kerajan, yaitu samudera dan pasai. Kesultanan Samudera pasai berperan besar dalam penyebaran dan mengembangan Islam ke Minang Kabau, Jambi, Malaka, Jawa, dan Daerah di Semenanjung Malaka.
b. Kesultanan Aceh Darusalam,
kesultanan Aceh Darusalam didirikan, oleh sultan Ali Mughayat Syah pada awal abad ke-16.Puncak kejayaan Aceh di capai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada tahun 1607-1636, kebudayaan Aceh juga berkembang dengan baik, misalnya dalam bidang sastra, yang di tandai dengan munculnya sastrawan-sastrawan besar seperti Hamzah Fansuri dan Naruddin ar Raniri.
Seiring perkembangan dan kejayaannya Aceh juga berupaya mengembangkan dan menyebarkan islam keberbagai daerah yang dikuasainya. Kehidupan masyarakat dan penguasa Aceh diwarnai dengan nilai-nilai islam sehingga Aceh mendapat sebutan sebagai serambi Mekkah.
c. Kesultanan Demak,
kesultanan demak didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad ke-15. Demak merupakan kesultanan islam yang pertama di Jawa. Sebelum menjadi kesultanan, Demak adalah wilayah yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Sulatan pertama Demak adalah Raden Patah yang bergelar sultan Alam Akbar Al-Fatah. Di bawah kepemimpinan Raden Patah yang mendapat dukungan dari para Wali, Demak berkembang menjadi kerajaan Islam yang besar di Jawa. Demak berperan sebagai pusat penyebaran agama islam dan pusat perdagangan yang ramai.   
d. Kesultanan Pajang,
kesultanan Pajang adalah kelanjutan dari kesultanan Demak. Kesultanan ini dibangun oleh pangeran Hadiwijaya. Setelah ia memindahkan pusat kesultanan dari Demak ke Pajang, sedangkan Demak dijadikan sebagai daerah Kadipaten. Wilayah kesultanan Pajang tidak seluas dengan ksultanan Demak karena wilayah Banten dan Cirebon melepaskan diri ketika terjadi kekacauan kerebutan tahta di Demak.
e. Kesultanan Mataram,
pendiri kesultanan Mataram adalah Sutawijaya. Setelah naik tahta gelarnya adalah Penembahan Senapati ing Alaga Sayidin Panatagama. Ia memerintah pada tahun 1586 hingga 1601. Pusat kesultanan Mataram adalah di kota gede Yogyakarta. Perkembangan penting di bidang kebuyaan pada masa Mataram antara lain adalah berkembangnya kesusastraan Jawa, munculnya perhitungan tahun Jawa, dan munculnya kebudayaan Kejawen. Beberapa karya sastra yang ditulis pada masa Mataram adalah Niti Sruti, Niti sastra dan Asta Brata isinya mengenai ajaran budi pekerti yang baik. Selain itu, sultan Agung sendiri menulis kitab yang berjudul Sastra Gending. Isinya menguraikan tentang filsafat kehidupan dan kenegaraan.
f. Kesultanan Cirebon,
kesultanan Cirebon merupakan kesultanan pertama di Jawa Barat. Sumber sejarah yang mengungkapkan mengenai Cirebon misalnya catatan perjalana Tome Pires dari protugis yang mengunjungi Cirebon pada 1513, yang berjudul Suma Oriental. Sumber lainnya antara lain Babad Cirebon dan Purwaka Caruban Nagari. Pada masa ini islam dapat berkembang dengan pesat dari berbagai daerah Jawa Barat.
 Sedangkan berdasarkan Babad Cirebon, pendiri Cirebon adalah Pangeran Walangsungsang. Namun, tokoh yang berhasil mengubahnya menjadi kesultanan adalah Syarif Hidayatullah, yang identik dengan sunan Gunung jati. Ia kemudian menjadi sultan di Cirebon dan mengembangkan islam d Jawa Barat.
g. Kesultanan Banten,
Perintis berdirinya kesultanan Banten adalah Fatahillah. Ia adalah panglima perang kesultanann Demak yang diperintah oleh sultan Trenggana untuk menyerang Banten, yang merupakan bagian wilayah Pajajaran. Ia berhasil menaklukkannya sehingga Banten menjadi bagian dari kekuasaan kesultanan Demak.
h. Kesultanan Gowa-Tallo (Makasar), dan
kesultan Gowa-Tallo yang lebih dikenal dengan kesultanan Makassar, karena letaknya di Makassar, berdiri sekitar pertengahan abad ke-15. Kesultanan ini merupakan gabungan dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo.
Pusat kesultanan Makassar adalah di Sombaopu, yang merupakan kota pelabuhan transito yang ramai di Sulawesi. Para pedagang muslim telah datang ke Makassar sejak abad ke-16. Pada awal abad ke-17 penguasa Makassar memeluk islam.
Kesultanan Makassar mencapai kejayaan pada masa pemerintahan sultan Hasanuddin. Wilayahnya hingga ke Solor di kepulauan. Nusa Tenggara. Hal ini berpengaruh bagi perkembangan islam, karena kesultanan Makassar menyebarkan islam ke berbagai wilayahnya. Untuk mengatur pelayaran dan perdagangan di wilayahnya, kesultanan Makassar mengeluarkan pengaturan perdagangan yang disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue.
i.     Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore.
Kesultanan ternate berdiri pada abad ke-13. Pusat pemetintahannya adalah di Sampalu yang terletak di kepulauan Maluku bagian Utara. Islam menyebar ke Ternate sekitar abad ke-14. Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan sultan Baabullah. Wilayah kekuasaannya hingga ke daerah Filiphina bagian selatan sehingga penyebaran islam meluas hingga ke daerah tersebut. Bahkan sampai sekarang, penduduk Filiphina selatan banyak dan terkenal sebagai penganut islam.
Pusat kesultanan Tidore adalah kepulauan Maluku. Raja Tidore yang petama masuk islam adalah Ciriliyah. Setelah menganut islam, namanya berubah menjadi sultan Jamaluddin. Kesultanan Ternate dan Tidore berperan besar dalam penyebaran dan pengembangan islam ke wilayah Indonesia di bagaian Timur.
E.             Peninggalan-Peninggalan Sejarah yang Bercorak Islam
Peninggalan bercorak islam di Indonesia bentuknya beraneka ragam. Sebagian besar peninggalan yang ada merupakan perpaduan budaya islam dengan kebudayaan lokal. Para ahli menilai banyaknya perpaduan kebudayaan itu menunjukkan bahwa penyebaran islam di Indonesia adalah dengan cara damai, tidak dengan menghapuskan kebudayaan yang telah ada. Hal itu harus dihargai karena peninggalan-peninggalan sejarah dimasa sebelumnya masih ada, sehingga kita dapat menyaksikan khasanah dan kekayaan kebudayaan masyarakat Indonesia.
Di berbagai negara, para penganut Islam berusaha menampilkan citra dan cita keesaan Tuhan lewat bermacam budaya. Karya-karya budaya bercorak Islam tampil dengan ciri khasnya sendiri yang menambah khazanah budaya Indonesia. Peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia, yaitu[4]:
1.      Peninggalan dalam Bentuk Bangunan (Arsitektur)
a.       Masjid
Masjid-masjid peninggalan masa kesultanan islam di Nusantara misalnya Masjid Demak dan Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah, masjid Sunan Ampel di Jawa Timur, masjid Agung Cirebon di Jawa Barat, serta masjid Indrapura dan masjid Baiturrahman di Aceh.
b.      Keraton
Keraton merupakan tempat menjadi pusat kekuasaan dan kegiatan yang berkaitan dengan urusan pemerintahan.
Ciri-ciri bangunan keraton masa islam antara lain:
1)      Umumnya menghadap kearah utara.
2)      Bangunan utama keraton umumnya dikelilingi pagar tembok, parit, atau sungai kecil buatan.
3)      Memiliki pintu gerbang.
4)      Di depan keraton biasanya terdapat halaman luas yang di sebut alun-alun.
Keraton yang merupakan peninggalan sejarah masa kesultanan misalnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta di Jawa Tengah, serta Keraton Kesepuhan dan Kanoman di Cirebon, di Jawa Barat.
c.       Makam
Makam adalah tempat untuk mengubur orang yang sudah meninggal (jenazah). Peninggalan sejarah bercorak islam yang berupa makam biasanya memiliki nisan dan jirat atau kijing.[5]
2.      Seni Sastra,
Ada beberapa karya sastra yang berkembang pada zaman Islam, antara lain;
·         Suluk
yaitu karya sastra yang berisi tasawuf.
·         Syair
adalah karya sastra yang mirip dengan pantun.
·         Hikayat
adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering di kaitkan dengan tokoh sejarah Islam.
·         Babad
adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal. contoh: babad tanah jawi, babad demak.
3.      Seni Rupa
Sebelum Islam datang ke Indonesia seni rupa asli Indonesia menggambarkan kehidupan sehari-hari seperti menggambarkan manusia, hewan, dan lainnya. Tetapi setelah Islam berkembang di Indonesia seni rupa lebih memunculkan pola-pola huruf Arab atau sering di sebut seni kaligrafi.

4.      Seni Pertunjukan
Wayang yang berkembang di tanah jawa baik wayang kulit, wayang golek, maupun wayang orang adalah perpaduan seni dari India dengan kesenian asli Indonesia. Cerita-cerita yang di mainkan adalah cerita Ramayana dan Mahabrata. Pada saat penyebaran agama Islam, Wali Sanga sering kali menggunakan wayang sebagai alat penyebaran agama Islam.
F.              Perkembangan Islam Masa Kini
Dalam perkembangan islam pada masa kini ajaran islam berkembang dengan dilatar belakangi dengan beberapa faktor diantaranya adalah : ♦ Berkembangnya lembaga- lembaga islam Di dalam lembaga- lembaga islam juga terdapat lembaga- lembaga non formal diantaranya :
a. Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar (tempat belajar menulis)
b. Pendidikan rendah di istana
c. Toko-toko kitab
d. Rumah-rumah para ulam’ (ahli ilmu pengetahuan)
e. Majlis atau salon kesusastraan
f. Badi’ah ( padang pasir, dusun tempat tinggal badwi)
g. Rumah sakit
h. Perpustakaan
i. Masjid
Dalam perkembangan islam telah melahirkan pendidikan- pendidikan islam di dunia. Dalam pendidikan islam terdapat aliran- aliran pemikiran dalam islam yang terbagi menjadi dua aliran, Aliran Rasional dan Aliran Tradisional :
a. Aliran Rasional adalah aliran yang memepercayai sunnatullah (natural law), funsi akal yang tinggi, dan kebebasan manusia, menekankan pada nilai-nilai universal yang ditekankan oleh al-qur’an, ayat yang kontradiksi dengan akan ditafsirkan dengan takwil. Aliran ini adalah Qodqriyqh, Mu’tazilah, dan Syi’ah.
b. Aliran tradisional adalah aliran yang tidak terlalu meyakini sunnatullah sebagai suatu ketentuan, sebab Allah bisa saja melakukan sesuatu di luar hukum alam (natural law), kedudukan akal tidak terlalu tinggi, sebab akal manusia selalu menyimpang dan menuruti hawa nafsunya. Pengendali manusia dalam segala perbuatannya adalah Allah, takwil dilakukan tapi tidak terlalu jauh dari teks ayat. Aliran ini adalah Asy’ariyyah dan Maturidiyyah.
G.            Puncak Kemajuan Ilmu dan Kebudayaan Islam  
Berkembangnnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan islsm, adalah sebagai akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran islam dengan unsur- unsur yang berasal dari luar Henry Margenan dan Dan David Berggamini, dalam The Scientish sebagaimana diolah oleh Jujun S. Suriasumantri, telah mendaftar sederetan cabang ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan sebagai hasil perkembangan pemikiran dan ilmiyah dikalangan kaum muslimin pada masa jayanya, yang kemudian secara berangsur-angsur berpindah ke dunia barat, sebagai berikut:
1. Dalam bidang Matematika
2. Dalam bidang Fisika
3. Dalam bidang Kimia
4. Dalam bidang Astronomi
5. Dalam bidang Geologi
6. Dalam bidang Biologi
7. Dan Dalam Bidang Sosial
Dalam masyarakat pada umumnya islam telah mempersembahkan kepada dunia, suatu tinkat budaya tinggi yang menjadi mencusur budaya umat manusia beberapa abad sesudahnya. Dalam bentuk sulaman, seni ukiran, nampak dalam bentuk keindahan ukiran kayu dan marmar yang digunakan dalam berbagai bangunan masjid dan istana-istana, dalam bentuk permadani serta barang- barang tenunan yang indah yang terkenal pada masa itu. Seni musik dan seni lukis, apalagi seni sasteranya, dunia islam dihiasi dengan serba keindahan yang mempesona dunia pada masanya. Dalam kemajuan islam telah melahirkan pemikiran- pemikiran intelektual bagaimana islam masih dapat berkembang di dunia modernisasi, karena makin besarnya pengaruh arus modernisasi tak mungkin islam mengelak dari zaman modern saat ini, maka dari itu islam memberikan pendidikan tentang Membangun Manusia Modern yang Qur’aini. Seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf : bahwa kehadiran islam bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh umat manusia. Kalau Ahl al- Kitab sudah beriman, mereka akan menjadi muslim, sebab mereka sudah memiliki persiapan ke arah islam. Sayang sekali tidak demikian, tetapi itu tidak itu tidak akan merugikan orang yang membawa panji keimanan dan kebenaran, yang akan selalu mendapat kebenaran. Sebagaimana Al-qur’an telah memberi bimbingannya, diantaranya :
1. Memiliki tanggung jawab pribadi dan sikap jujur
2. Menunda kesenangan sesaat demi kesenangan adadi
3. Pemanfaatan waktu dan etos kerja
4. Keyakinan bahwa keadilan dapat diratakan
5. Penghargaan yang tinggi pada ilmu pengetahuan
Demikianlah dunia islam dimasa jayanya, yang dihiasi dengan berbagai unsur budaya dan ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dapat diibaratkan sebagai taman yang indah penuh dengan berbagai macam tanaman dengan buah dan bunga yang beraneka warna.



[1] Tim Abdi Guru.IPS Terpadu. 2007.Surakarta: Cv.Surya Badra.
[2] Anwar Kurnia dan Moh. Suryana.Sejarah SMP Kelas VII.2007.Jakarta:Yudhistira.
[3] Matroji.IPS Sejarah.2007. Jakarta: Erlangga
[4] Anwar Kurnia dan Moh. Suryana.2007.Sejarah SMP Kela VII.Jakarta:Yudhistira.
[5] De Graaf.1985.Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.Jakarta: Grafiti Press.